Pola Pengatur Rumah Allah Menurut Titus 1:7-9 Dan Implikasinya Bagi Pelayan Tuhan Masa Kini
Keywords:
Pola, Pengatur, Rumah AllahAbstract
Abstrak: Gereja merupakan lembaga yang tidak mencari keuntungan materi (non profit) yang di dalamnya terdapat kegiatan manajemen dan administrasi. Namun, pada kenyataanya ada banyak pengatur rumah Allah yang melakukan pelanggaran didalamnya. Artikel ini akan membahas bagaimana pola pengatur rumah Allah menurut Paulus dalam Titus 1:7-9. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk Mendorong kesadaran orang percaya sebagai pengatur rumah Allah untuk menjalankan kepercayaan yang diberikan secara bertanggung jawab. Penelitian ini akan menggunakan metode kajian pustaka yang merujuk pada jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku yang berhubungan dengan topik pembahasan. Dari hasil penelitian, penulis akan mendeskripsikan terkait: pola pengatur rumah Allah, makna teologis dari perkataan Paulus kepada jemaat Kreta dalam Titus 1:7-9, karakteristik yang harus dimiliki seorang pengatur rumah Allah dan relevansinya bagi setiap pelayan Tuhan.
Abstract: The church is a non-profit institution that includes management and administrative activities. However, in reality, there are many rulers of the house of Allah who commit violations of it. This article will discuss how the pattern of God's house arrangement according to Paul in Titus 1:7-9. The purpose of this discussion is to encourage the awareness of believers as stewards of the house of God to carry out their given trust responsibly. This study will use a literature review method that refers to scientific journals and books related to the topic of discussion. From the results of the research, the writer will describe related to the pattern of the ruler of God's house, the theological meaning of Paul's words to the Cretan church in Titus 1:7-9, and the characteristics that must be possessed by a ruler of God's house and its relevance for every servant of God.
References
Chris Hartono. (1978). Peranan Organisasi Bagi Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 6. Suharto Prodjowijono. (2008). Managemen Gereja sebuah alternatif, Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
John Virgil, Kompleksitas Pengembangan Gereja, Jakarta: Yayasan Kasih Imanuel, 2001.
H. Berkhof, I.H Enklaar. (2009). Sejarah Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Jamilin Sirait. (2011). Terpanggil Memperbaharui: Peranan gereja, Pendeta dan warga Jemaat, Pematangsiantar: L-Sirana.
Suharto Prodjowijono, Managemen Gereja sebuah alternatif.
A. Munthe. (2006). Tema-tema Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 17. Munthe, Tema-tema Perjanjian Baru.
Chris Hartono, Peranan Organisasi Bagi Gereja.
Lukman Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, KBBI.
https://www.scribd.com/document/423974133/Makalah-oikonomos, diakses 17 Maret 2021),
00 Wib.
Paulus Kunto Baskoro. (2020). Konsep imam dan jabatan imam pada masa interstamental,
Vol. 3 No. 1 September.
Y. Tomatala, Penatalayanan gereja yang efektif di dunia modern, (Malang: Gandum mas, 1987).
Gerhard M. Schneider. (2004). exegetical dictionary of the New Testament, Wm. b Eerdmans publishing.
Donald Guthrie. (2002). Timotius dalam ensiklopedi Alkitab masa kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF.
J.L. Ch. Abineno. (1993). Penatua, Jabatan dan Pekerjaannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
J.L. Ch. Abineno dan Johanes Calvin. (1992). Pembangunan jemaat, tata gereja dan jabatan gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Mangaraja Sonang Soaduan Aritonang
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.